Langsung ke konten utama

Mereka-mereka yang percaya

Aku sangat bersyukur dan bahagia ketika ada beberapa orang yang begitu percayanya dengan aku, setidaknya untuk beberapa hal.

Mereka yang menemuiku ketika mendapatkan kesulitan dalam perkuliahan.
Mereka yang mencoba menjangkau ku ketika mereka membutuhkan teman bicara.
Mereka yang menghubungiku ketika mereka sedang bingung dengan hidupnya.
Mereka yang sedang merasa patah hati karena seseorang berbuat tidak menyenangkan pada dirinya.

Aku sangat-sangat perlu mengucapkan terimakasih kepada mereka. Apapun alasan mereka menghubungiku, hal itu menjadikanku paham tentang inti diriku yang masih diharapkan oleh seseorang. Tentang kebaikan dalam diriku. Tentang kenyamanan, tentang ketenangan, tentang pemahaman dan tentang mendengar yang dibutuhkan banyak orang. Menjadikanku sadar bahwa masih banyak orang yang mempercayaiku.

Setidaknya begitu yang aku rasakan sampai saat ini.

Aku bukanlah seorang Filsuf yang memahami kehidupan ini dengan cara pandang yang mencengangkan. Bukan pula pemuka agama yang akan menceritakan kitab-kitab untuk menenangkan seseorang. Bukan seorang motivator yang senantiasa mendorong seseorang untuk selalu semangat. Bukan pula seorang Ayah ataupun Ibu.

Aku seorang pendengar. Tugasku mendengarkan dengan baik. Menjadi tempat untuk mereka berbicara sesukanya, sampai selesai, sampai mereka puas, sampai mereka merasa bebannya berkurang. Menjadi cermin bagi mereka untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya ada pada diri mereka. Menjadi ruang paling rahasia dimana mereka mampu berkata paling jujur tentang rasa, pikiran, opini, keluhan, dan apapun yang takut mereka sampaikan pada dunia disekitar mereka.

Bagi mereka-mereka ini, aku ada. Dengan rela menyediakan raga, jiwa, rasa. Menerima bahwa kita sama-sama manusia yang sedang berproses. Mengetahui bahwa aku bukanlah gudang jawaban. Tetapi dengan aku, mereka yakin bahwa akan menemukan sebuah pandangan lain tentang hidup yang mereka pertanyakan.

Jangan menjadi aku. Jadilah kamu.
Jangan seperti ku. Jangan seperti orang lain. Jangan meniru.
Tapi perihal berbuat baik, kamu boleh meniru orang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How to Conduct a Clinical Trial with Good Clinical Practice

Clinical trials are essential for developing new treatments and improving health outcomes for patients. However, conducting a clinical trial is not a simple task. It requires careful planning, execution, and reporting to ensure the quality and validity of the data and the safety and well-being of the participants. This is where Good Clinical Practice (GCP) comes in. GCP is an international ethical and scientific quality standard for designing, conducting, recording and reporting trials that involve the participation of human subjects 1 . GCP aims to provide a unified standard for the ICH regions (the European Union, Japan, the United States, Canada, Switzerland, Brazil, Australia and South Korea) to facilitate the mutual acceptance of clinical data by the regulatory authorities in these jurisdictions 2 . GCP is based on the principles of respect for human dignity, protection of human rights, and assurance of the welfare of the participants 2 . GCP also ensures that the data generated f...

Surat titik-titik #1

Halo pembaca setia topengmalam's blog hahaha Thanks buat yang rajin mengunjungi blog ini, thanks buat yang selalu baca, apalagi komentar dan di share. Yok yok jangan lupa komentar dan share yaaa... Jadi, ini aku nulis surat buat seseorang (seseorang). Tanggal 8-3-2016 tepatnya, surat ini seharusnya menjadi rahasia. Maka dari itu, nama dan beberapa hal aku ganti dengan "......." (titik-titik). Maaf karena belum saatnya aku isi titik-titik itu dengan hal yang sebenarnya ada. Terimakasih sudah mampir, selamat membaca surat ini. Halo B*****m… hehehe Apa kabar ? Baik kan pasti? Terus terang aja ya, masih susah buat aku untuk berusaha membohongi diriku sendiri kalo aku tidak tertarik dengan mu. Aku masih sangat-sangat tertarik sama kamu. Maaf banget kalo aku harus jujur dan bikin semua kacau, bikin relasi kita rusak dll. Salah satu hal yang aku pengen tahu tuh sebenernya adalah, apa kamu ....... juga atau apa? Mungkin kesalahan terbesar jika pertanyaan ini akhirn...

Sorry to post this

Rasanya sudah cukup di tahun ini, menjatuhkan hati dengan sengaja dan belajar mencintai seseorang. Tapi aku merasa belum cukup dalam belajar melepaskan orang yang aku cintai, entah mengapa aku masih begitu peduli. Seakan-akan aku masih mencintai dia, tapi aku juga tidak tahu apakah aku benar-benar masih mencintai dia apa hanya suatu ilusi belaka.