Aku sangat bersyukur dan bahagia ketika ada beberapa orang yang begitu percayanya dengan aku, setidaknya untuk beberapa hal.
Mereka yang menemuiku ketika mendapatkan kesulitan dalam perkuliahan.
Mereka yang mencoba menjangkau ku ketika mereka membutuhkan teman bicara.
Mereka yang menghubungiku ketika mereka sedang bingung dengan hidupnya.
Mereka yang sedang merasa patah hati karena seseorang berbuat tidak menyenangkan pada dirinya.
Mereka yang mencoba menjangkau ku ketika mereka membutuhkan teman bicara.
Mereka yang menghubungiku ketika mereka sedang bingung dengan hidupnya.
Mereka yang sedang merasa patah hati karena seseorang berbuat tidak menyenangkan pada dirinya.
Aku sangat-sangat perlu mengucapkan terimakasih kepada mereka. Apapun alasan mereka menghubungiku, hal itu menjadikanku paham tentang inti diriku yang masih diharapkan oleh seseorang. Tentang kebaikan dalam diriku. Tentang kenyamanan, tentang ketenangan, tentang pemahaman dan tentang mendengar yang dibutuhkan banyak orang. Menjadikanku sadar bahwa masih banyak orang yang mempercayaiku.
Setidaknya begitu yang aku rasakan sampai saat ini.
Aku bukanlah seorang Filsuf yang memahami kehidupan ini dengan cara pandang yang mencengangkan. Bukan pula pemuka agama yang akan menceritakan kitab-kitab untuk menenangkan seseorang. Bukan seorang motivator yang senantiasa mendorong seseorang untuk selalu semangat. Bukan pula seorang Ayah ataupun Ibu.
Aku seorang pendengar. Tugasku mendengarkan dengan baik. Menjadi tempat untuk mereka berbicara sesukanya, sampai selesai, sampai mereka puas, sampai mereka merasa bebannya berkurang. Menjadi cermin bagi mereka untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya ada pada diri mereka. Menjadi ruang paling rahasia dimana mereka mampu berkata paling jujur tentang rasa, pikiran, opini, keluhan, dan apapun yang takut mereka sampaikan pada dunia disekitar mereka.
Bagi mereka-mereka ini, aku ada. Dengan rela menyediakan raga, jiwa, rasa. Menerima bahwa kita sama-sama manusia yang sedang berproses. Mengetahui bahwa aku bukanlah gudang jawaban. Tetapi dengan aku, mereka yakin bahwa akan menemukan sebuah pandangan lain tentang hidup yang mereka pertanyakan.
Jangan menjadi aku. Jadilah kamu.
Jangan seperti ku. Jangan seperti orang lain. Jangan meniru.
Tapi perihal berbuat baik, kamu boleh meniru orang lain.
Jangan seperti ku. Jangan seperti orang lain. Jangan meniru.
Tapi perihal berbuat baik, kamu boleh meniru orang lain.
Komentar
Posting Komentar
Penulis dengan senang hati menerima setiap respon di kolom komentar, terimakasih sudah membaca dan terimakasih banyak jika berkenan meninggalkan jejak anda di komentar :)