Langsung ke konten utama

9 April 2018

Aku juga tidak begitu tahu, perihal alasan aku masih begitu menginginkannya atau keinginan untuk membantunya, untuk membuatnya bahagia atau entah untuk apa.
Aku belum tahu ada rencana apa yang disiapkan semesta untuk semua yang sudah ku lalui sampai saat ini. Hanya saja aku takut jika pada waktunya nanti aku belum siap menerima maksud semesta.
Malam ini, mata ini aku paksa kembali melihatnya. Meskipun hanya sebuah foto yang tidak sengaja ku temukan. Nampak semua ingatan dan harapan yang dulu sempat ku tatap darinya.
Dan lagi, bahwa dengan merasa begitu lemah aku menyadari bahwa aku belum sepenuhnya beranjak dari masa - masa itu. Belum sepenuhnya menerima, pun melupakan semuanya, tentang aku dan dia.
Aku sedih menemukan diriku seperti terkungkung dalam memori yang kuciptakan, terkubur dalam ingatan tentang masa lalu yang harusnya sudah membebaskan. Hanya saja aku tidak bisa. Ya, aku tidak bisa.
Jogja, dan setiap sudut - sudutnya serta jalanan panjang. Menjadi ingatan yang tak pernah mampu hilang dan begitu saja aku terima. Marahpun tak sanggup aku lakukan.
Mau apa?
Menghentikan perjalananku di sini? Hanya untuk melupakan semuanya?
Serapuh ini diriku, masih belum ada niatan untuk menjadi bodoh dan mengubur mimpi.
Aku hanya tak kuasa mengelabuhi diriku semakin lama. Menahan diri untuk tidak melakukan apapun. Berdiam dan seakan semua baik - baik saja.
Kepada semesta, sampaikan salamku padanya. Lewat angin malam yang menerobos jendela kamarnya, saat dia terlelap. Atau melalui mentari yang menyengat tubuhnya kapanpun itu.
Aku tidak mau menjadi egois dengan meminta-Mu menuruti kemauanku untuk kembali padanya. Tapi tolong bantu aku, menjadi kuat dan bahagia dengan setiap keping ingatan tentangnya. Jadikan dia bahagia dan berdamai dengan dirinya.
Dan untukku, izinkan aku menjadi lebih baik, bantu aku mempersiapkan diri untuk siapapun yang akan memilih menetap bersamaku nanti. Dan, tolong bantu aku agar tidak menyakiti siapapun. Karna aku tahu sakit itu seperti apa. Aku mohon.
Terimakasih sudah mendengar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How to Conduct a Clinical Trial with Good Clinical Practice

Clinical trials are essential for developing new treatments and improving health outcomes for patients. However, conducting a clinical trial is not a simple task. It requires careful planning, execution, and reporting to ensure the quality and validity of the data and the safety and well-being of the participants. This is where Good Clinical Practice (GCP) comes in. GCP is an international ethical and scientific quality standard for designing, conducting, recording and reporting trials that involve the participation of human subjects 1 . GCP aims to provide a unified standard for the ICH regions (the European Union, Japan, the United States, Canada, Switzerland, Brazil, Australia and South Korea) to facilitate the mutual acceptance of clinical data by the regulatory authorities in these jurisdictions 2 . GCP is based on the principles of respect for human dignity, protection of human rights, and assurance of the welfare of the participants 2 . GCP also ensures that the data generated f...

Surat titik-titik #1

Halo pembaca setia topengmalam's blog hahaha Thanks buat yang rajin mengunjungi blog ini, thanks buat yang selalu baca, apalagi komentar dan di share. Yok yok jangan lupa komentar dan share yaaa... Jadi, ini aku nulis surat buat seseorang (seseorang). Tanggal 8-3-2016 tepatnya, surat ini seharusnya menjadi rahasia. Maka dari itu, nama dan beberapa hal aku ganti dengan "......." (titik-titik). Maaf karena belum saatnya aku isi titik-titik itu dengan hal yang sebenarnya ada. Terimakasih sudah mampir, selamat membaca surat ini. Halo B*****m… hehehe Apa kabar ? Baik kan pasti? Terus terang aja ya, masih susah buat aku untuk berusaha membohongi diriku sendiri kalo aku tidak tertarik dengan mu. Aku masih sangat-sangat tertarik sama kamu. Maaf banget kalo aku harus jujur dan bikin semua kacau, bikin relasi kita rusak dll. Salah satu hal yang aku pengen tahu tuh sebenernya adalah, apa kamu ....... juga atau apa? Mungkin kesalahan terbesar jika pertanyaan ini akhirn...

Sorry to post this

Rasanya sudah cukup di tahun ini, menjatuhkan hati dengan sengaja dan belajar mencintai seseorang. Tapi aku merasa belum cukup dalam belajar melepaskan orang yang aku cintai, entah mengapa aku masih begitu peduli. Seakan-akan aku masih mencintai dia, tapi aku juga tidak tahu apakah aku benar-benar masih mencintai dia apa hanya suatu ilusi belaka.