Langsung ke konten utama

I Adore You

Halo semua pengunjung setia Julian Nathanael’s Blog. Terimakasih banget udah mau baca-baca tulisan gak jelas di blog ini. Semoga ketidak jelasan di blog ini mempunyai manfaat untuk kejelasan hidup kalian. Amin

keep it silent, left it unspoken, and everything's gonna be okay. I promise
Keep it SILENT, Left it UNSPOKEN, And everything’s gonna be OKAY.

Yeaah, I think that’s absolutely right. Sometimes we just need to keep silent about everything. Aku ngalamin banget hal ini, bahwa mengutarakan sesuatu dalam hati kita kepada orang lain itu perlu banget pikir panjang.
Jadi, suatu kali aku pernah (dan masih) mengagumi seseorang. Dan sangat ingin untuk memberitahunya. Akhirnya I dare myself buat nge-chat dia kan, ya awalnya memang semua tampak fine tampak baik-baik aja. Tapi yaaa, semua tidak semudah dan seindah imajinasi kita kan ya. Dan setelah kejadian paling sh*it itu, aku kayak merasa “kenapa gue harus bilang??” “coba kalo tadi gak pake bilang-bilang ke dia”. Dan segala penyesalan pun mengikutiku setelahnya.
Aku tahu semua berubah. Kalian pasti pernah denger kalo “Kita gak bisa lagi kembali temenan kayak biasanya, kembali sebelum ada kata cinta yang keluar”. Emang itu bener banget guys, sebesar apapun usaha kita buat berteman lagi dengan dia, semua sudah beda. Entah kenapa cinta yang katanya menyatukan, tapi bisa membuat dunia jadi berputar gitu ya?? (Pertanyaan Jomblo Kongenital = Me)
Jangankan nyapa ya, liat mukaku aja kayaknya dia udah enek duluan gitu. Sampe sekarang aku gak pernah lagi papasan sama dia, entah aku atau dia aku yakin kita saling menghindar. Padahal tuh aku pengen bisa temenan aja deh, udah syukur banget. “Aku ki opo, mung sebungkus es teh sing mbok cantolno paku lali mbok ombe” (bagi yang tidak tau artinya, Apalah aku, Cuma sebungkus es teh yg kamu gantungin dan lupa kamu minum).
Sekarang aku selalu mencoba diam ketika perasaan-perasaan aneh ini muncul (kata yang pernah pacaran sih namanya kasmaran). Aku yakin kalian tahu gimana rasanya menyimpan perasaan itu, tanpa pernah ada yang tahu. Tapi itulah hebatnya orang seperti kita bro/sis. Orang-orang yang mementingkan kebahagiaan orang lain diatas kebahagiaan sendiri. Yang mau menunda bahagia untuk melihat yang disayanginya bahagia. Yang rela merasakan pedih setiap bertemu dia yang kalian sayang. Yang selalu belagak biasa-biasa aja, meskipun kalian ada rasa sama dia. Yang adrenalin nya meningkat saat dekat dengannya, tapi berusaha stay cool. Yang bahagia duduk dekat dengannya, meskipun dia menganggap kita hanya temannya. Yang bahagia ketika tatapannya menatap mata kita, meskipun kita tahu dengan pasti dia tak pernah mengerti arti kedalaman tatapan kita.
Hahahha, banyak ya ternyata…
Ya itulah jagonya orang-orang macam ini. Aku yakin orang-orang seperti ini begitu mendapatkan cintanya, akan berusaha sekuat jiwa dan raga #halaah, untuk menjaga siapapun yang mencintainya. Dan ketahuilah, mereka tidak pernah main-main dengan perasaan nya, sekali kata cinta keluar dari belahan bibir (eh entar di sensor KPI nih, ada unsur belahan), iya dari bibir mereka, itu kata yang paling sulit mereka katakan, tapi kepada mu dia mengatakannya, hargai dia, tidak harus dengan mencintainya (ya, tidak harus ya) at least kalian saling tahu perasaan satu sama lain.
Sebagai penutup, aku mau nyampein sesuatu untuk seseorang.
Aku Julian Nathanael, umurku 19 tahun yang akan segera dikuasai tanggung jawab 20 tahun di bulan juli tepatnya tanggal 2. Aku dianggap jomblo sejak lahir, ya memang aku tidak pernah menjalin hubungan pacaran dengan siapapun. Tapi aku mengatakan sekali lagi, I Adore You. Thankyou

Buat kalian-kalian yang merasa pernah banget ngalamin apa yang aku alamin, atau mau sharing sesuatu dengan aku, boleh banget. Sangat disarankan malahan. Bisa isi kolom komentar dibawah, atau like akun facebook/twitter aku, bisa send message kesana, percayalah kalian tidak akan kecewa berbagi hal apapun dengan ku. 99% secure guaranted.

Sampai jumpa dipostingan berikutnya. buay buay (bye bye)

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah boleh banget... Monggo kalo mau sharing ;)

      Hapus
  2. Hmm kak udah pernah sampein kata2 itu langsung ke orgnya kak? Minta tips dong

    BalasHapus
  3. Ciyaah...Julian Natanael skarang postingannya ginian mulu, pake bahasa kekinian lagi

    BalasHapus
  4. Pengen jujur ttng perasaan saya, tapi kok rasanya susah banget ya kak :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang susah itu bukan jujurnya, tapi kita kadang takut sama konsekuensi saat kita jujur.
      Jujur kan gampang, orang tinggal ngomong aja kan?
      Cuma pasti kita mikir dulu sebelum jujur, dari proses berpikir itu biasanya menimbulkan dua opsi, memastikan kita harus jujur atau malah mencegah kita untuk jujur. nah, itu pilihan.

      Hapus
  5. I once heard someone say, If you're not telling the truth there will be a price that you have pay. You have to lie all over yourself.
    Bener banget ya ngga kak?
    Hmm
    Makasih tipsnya kak. Doakan aku hbs ini mau main jujur aja kak hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. benaaar sekaliii...
      Semangat-semangat.. Let's be honest :D

      Hapus

Posting Komentar

Penulis dengan senang hati menerima setiap respon di kolom komentar, terimakasih sudah membaca dan terimakasih banyak jika berkenan meninggalkan jejak anda di komentar :)

Postingan populer dari blog ini

How to Conduct a Clinical Trial with Good Clinical Practice

Clinical trials are essential for developing new treatments and improving health outcomes for patients. However, conducting a clinical trial is not a simple task. It requires careful planning, execution, and reporting to ensure the quality and validity of the data and the safety and well-being of the participants. This is where Good Clinical Practice (GCP) comes in. GCP is an international ethical and scientific quality standard for designing, conducting, recording and reporting trials that involve the participation of human subjects 1 . GCP aims to provide a unified standard for the ICH regions (the European Union, Japan, the United States, Canada, Switzerland, Brazil, Australia and South Korea) to facilitate the mutual acceptance of clinical data by the regulatory authorities in these jurisdictions 2 . GCP is based on the principles of respect for human dignity, protection of human rights, and assurance of the welfare of the participants 2 . GCP also ensures that the data generated f...

Surat titik-titik #1

Halo pembaca setia topengmalam's blog hahaha Thanks buat yang rajin mengunjungi blog ini, thanks buat yang selalu baca, apalagi komentar dan di share. Yok yok jangan lupa komentar dan share yaaa... Jadi, ini aku nulis surat buat seseorang (seseorang). Tanggal 8-3-2016 tepatnya, surat ini seharusnya menjadi rahasia. Maka dari itu, nama dan beberapa hal aku ganti dengan "......." (titik-titik). Maaf karena belum saatnya aku isi titik-titik itu dengan hal yang sebenarnya ada. Terimakasih sudah mampir, selamat membaca surat ini. Halo B*****m… hehehe Apa kabar ? Baik kan pasti? Terus terang aja ya, masih susah buat aku untuk berusaha membohongi diriku sendiri kalo aku tidak tertarik dengan mu. Aku masih sangat-sangat tertarik sama kamu. Maaf banget kalo aku harus jujur dan bikin semua kacau, bikin relasi kita rusak dll. Salah satu hal yang aku pengen tahu tuh sebenernya adalah, apa kamu ....... juga atau apa? Mungkin kesalahan terbesar jika pertanyaan ini akhirn...

Sorry to post this

Rasanya sudah cukup di tahun ini, menjatuhkan hati dengan sengaja dan belajar mencintai seseorang. Tapi aku merasa belum cukup dalam belajar melepaskan orang yang aku cintai, entah mengapa aku masih begitu peduli. Seakan-akan aku masih mencintai dia, tapi aku juga tidak tahu apakah aku benar-benar masih mencintai dia apa hanya suatu ilusi belaka.