Langsung ke konten utama

Senja

Senja
Senja
Senja menjadi pemeluk paling nyaman
Ketika lelah menyapa kepulangan
Menjadi cara melepas penat
Semua harap yang bergerak cepat

Senja menjadi sambutan paling indah
Pada malam yang kian merekah
Menjadi pengantar cerita samar
Sang penulis yang berdebar - debar

Senja ialah lambang kerinduan
Akan harapan menjadi keraguan
Menjadi pengingat tentang rasa
Perihal kita yang semestinya bahagia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

I Adore You

Halo semua pengunjung setia Julian Nathanael’s Blog. Terimakasih banget udah mau baca-baca tulisan gak jelas di blog ini. Semoga ketidak jelasan di blog ini mempunyai manfaat untuk kejelasan hidup kalian. Amin Keep it SILENT,  Left it UNSPOKEN,  And everything’s gonna be OKAY. Yeaah, I think that’s absolutely right. Sometimes we just need to keep silent about everything. Aku ngalamin banget hal ini, bahwa mengutarakan sesuatu dalam hati kita kepada orang lain itu perlu banget pikir panjang. Jadi, suatu kali aku pernah (dan masih) mengagumi seseorang. Dan sangat ingin untuk memberitahunya. Akhirnya I dare myself buat nge-chat dia kan, ya awalnya memang semua tampak fine tampak baik-baik aja. Tapi yaaa, semua tidak semudah dan seindah imajinasi kita kan ya. Dan setelah kejadian paling sh*it itu, aku kayak merasa “kenapa gue harus bilang??” “coba kalo tadi gak pake bilang-bilang ke dia”. Dan segala penyesalan pun mengikutiku setelahnya. Aku tahu semua berubah. Kal...

Tumpah

 Akhir-akhir ini mendung membuatku sangat cemburu Bagaimana tidak, meskipun dirutuki banyak orang karena gelapnya yang membuat panik Tirai gelapnya tetap anggun bergelantungan seakan tak ada yang mampu menjamahnya Akhir-akhir ini aku mengaca pada awan-awan hitam Mereka yang tegas bertengger Membuat beberapa manusia berjaga-jaga kapan saatnya basah tiba Tetap saja, mereka tanpa ragu menangis sejadi-jadinya Bahkan terkadang disertai tarian cahaya yang menggelegar Yang terkadang mengejutkan jiwa-jiwa yang tengah termenung Mereka tanpa ragu membasahi apa saja dibawah mereka Menyelesaikan beban yang menggantungi mereka Dan tetap tumpah hingga semua reda Mampukah aku demikian? Menjadi aku yang menyelesaikan gantungan beban Tumpah hingga reda

Hari Pertama di Karimun Jawa

Woohooooooo….. akhirnya kami sampai juga di Karimun Jawa. Sempat terharu saat berada di kapal dan di ujung pandangan aku melihat sebuah pulau, dan aku tahu kami sudah dekat dengan tujuan kami saat itu. Ya, Karimun Jawa ada di depan mata kami. Dan kami sudah menginjakkan kaki di Pulau ini. Terharu, bahagia, kadang juga sedih, perasaan yang campur aduk saat kalian bisa sampai di tempat impian kalian, dan semua kalian sendiri yang mengurus keberangkatan dan tetek bengeknya. Amazing men. Setelah kami turun dari kapal, aku nyalakan hape dan melihat ada sebuah pesan masuk. Dari mas Ari : “ Turun dari kapal langsung menuju gapura selamat datang di karimunjawa, ada mobil KIA warna silver no B XXXX IP” begitu isi pesan dari mas Ari. Maka, kami langsung menuju ke Gerbang yang dimaksud dan berfoto sebentar disana. Lalu kami mencari mobil yang sudah menunggu kami. Sempat mencari-cari, akhirnya ketemu juga dengan mobil yang di sms kan oleh Mas Ari. Ternyata bukan hanya kami ber-empat rombongan ...