Langsung ke konten utama

Untuk diriku.

Untuk diriku,

Suatu waktu semesta akan mengijinkan kamu benar-benar membaca dan mengerti ini. Sebelum waktunya itu datang, berjuanglah.

Akan ada masa-masa sulit yang harus kamu hadapi. Entah sendirian atau pun kamu menemukan seseorang nantinya. Pesanku, berjuanglah.

Kamu sudah melewati masa-masa sulit selama beberapa tahun terakhir dan kamu berhasil melewatinya sampai saat ini. Kamu tidak perlu khawatir apakah kamu akan berhasil melewati rintangan atau masalahmu saat ini. Karena aku yakin kamu akan berhasil lagi.

Kamu pernah melewati masa-masa menginginkan dan mengharapkan kehadiran seseorang yang begitu spesial dan menyayangimu dan bisa menjadi kawan perjuanganmu. Jika saat ini orang itu belum juga menemuimu, tenanglah. Semesta berjanji akan menemukanmu dengan orang itu. Sekarang, layakkan dirimu untuk kedatangannya. Dan jika dia hadir, lakukan yang terbaik serta tetaplah menjadi dirimu saat ini. Yang terbaik.

Akan ada kekecewaan lagi yang menjatuhkanmu, yang menyakitimu, yang melukaimu. Kamu yang berhak mengijinkan seberapa dalam itu menjatuhkanmu, seberapa lama itu menyakitimu, dan seberapa besar itu melukaimu. Kamu harus tetap maju dan bertahan. Hanya itu satu-satunya cara bertahan. Berjuanglah.

Jika sampai waktu kamu membaca ini lagi. Pastikan keadaanmu baik, tidak harus selalu baik. Kamu boleh tidak baik, sedih, kecewa, marah, tapi tetaplah berharap semuanya akan segera baik. Karena aku saat menulis ini yakin dirimu jauh lebih kuat dan hebat saat sekarang. Pastikan kamu bahagia, pastikan hidupmu menyenangkan. Dan yang pastinya, pastikan mimpi-mimpimu besar dan tidak pernah padam.

Untuk diriku saat ini, kamu yang terbaik. Lihatlah perubahanmu dari sebelum-sebelumnya. Tak perlu merisaukan perkataan dan opini orang lain. Kamu jauh lebih layak mendapatkan kebahagiaan dan kebebasan ketimbang mendengar hal negatif dari orang-orang.

Berjuanglah.

Salam sayang dari dirimu.
2 Juni 2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

How to Conduct a Clinical Trial with Good Clinical Practice

Clinical trials are essential for developing new treatments and improving health outcomes for patients. However, conducting a clinical trial is not a simple task. It requires careful planning, execution, and reporting to ensure the quality and validity of the data and the safety and well-being of the participants. This is where Good Clinical Practice (GCP) comes in. GCP is an international ethical and scientific quality standard for designing, conducting, recording and reporting trials that involve the participation of human subjects 1 . GCP aims to provide a unified standard for the ICH regions (the European Union, Japan, the United States, Canada, Switzerland, Brazil, Australia and South Korea) to facilitate the mutual acceptance of clinical data by the regulatory authorities in these jurisdictions 2 . GCP is based on the principles of respect for human dignity, protection of human rights, and assurance of the welfare of the participants 2 . GCP also ensures that the data generated f...

Surat titik-titik #1

Halo pembaca setia topengmalam's blog hahaha Thanks buat yang rajin mengunjungi blog ini, thanks buat yang selalu baca, apalagi komentar dan di share. Yok yok jangan lupa komentar dan share yaaa... Jadi, ini aku nulis surat buat seseorang (seseorang). Tanggal 8-3-2016 tepatnya, surat ini seharusnya menjadi rahasia. Maka dari itu, nama dan beberapa hal aku ganti dengan "......." (titik-titik). Maaf karena belum saatnya aku isi titik-titik itu dengan hal yang sebenarnya ada. Terimakasih sudah mampir, selamat membaca surat ini. Halo B*****m… hehehe Apa kabar ? Baik kan pasti? Terus terang aja ya, masih susah buat aku untuk berusaha membohongi diriku sendiri kalo aku tidak tertarik dengan mu. Aku masih sangat-sangat tertarik sama kamu. Maaf banget kalo aku harus jujur dan bikin semua kacau, bikin relasi kita rusak dll. Salah satu hal yang aku pengen tahu tuh sebenernya adalah, apa kamu ....... juga atau apa? Mungkin kesalahan terbesar jika pertanyaan ini akhirn...

Sorry to post this

Rasanya sudah cukup di tahun ini, menjatuhkan hati dengan sengaja dan belajar mencintai seseorang. Tapi aku merasa belum cukup dalam belajar melepaskan orang yang aku cintai, entah mengapa aku masih begitu peduli. Seakan-akan aku masih mencintai dia, tapi aku juga tidak tahu apakah aku benar-benar masih mencintai dia apa hanya suatu ilusi belaka.