Rasanya sudah cukup di tahun ini, menjatuhkan hati dengan sengaja dan belajar mencintai seseorang. Tapi aku merasa belum cukup dalam belajar melepaskan orang yang aku cintai, entah mengapa aku masih begitu peduli. Seakan-akan aku masih mencintai dia, tapi aku juga tidak tahu apakah aku benar-benar masih mencintai dia apa hanya suatu ilusi belaka.
Kau tahu, saat dimana kamu sudah mencoba berjuang, saat-saat dimana kamu sudah mulai memperbaiki apa yang kurang dari diri kamu, dan percaya akan apa yang dia katakan bahwa “kita adalah apa yang kita pikirkan”. Aku mulai percaya akan hal itu, aku selalu mencoba berfikiran positif, selalu berpengharapan baik, entah itu suatu ekspektasi atau apa aku juga tidak tahu, yang jelas aku mengharapkan sesuatu yang baik terjadi dalam hubungan kami dulu itu.
Namun nyatanya, semua itu masih kurang. Aku tidak peduli jika kamu bilang apa lagi. Kamu tahu, aku percaya bahwa hubungan kita akan berlangsung lama, aku percaya bahwa Tuhan mengirimkan orang yang tepat dan itu kamu. Aku tidak hanya sekedar percaya, aku mulai berusaha memperbaiki apa yang kurang dari diriku, dan aku memperlakukanmu selayaknya aku tidak mau kehilanganmu, sama sekali.
Tapi ya, aku merasa hanya aku yang berjuang terlalu keras saat itu. Kata-kata kamu yang lembut tapi menyayat luka begitu dalam, kamu ingat itu semua? Aku bahkan tidak pernah menganggap kamu jahat, sedetikpun. Aku merasa memang yang kamu katakan benar, maka aku selalu berefleksi akan hal itu. Lalu kamu, kamu dengan seenaknya mengatakan “aku merasa jahat selama ini” dan bla bla bla. Kamu tahu rasanya, sedang berjuang, sedang rindu-rindu setelah lama tidak bertemu, sedang mencoba yang paling baik, dan kamu menghentikannya begitu saja. Memaksaku berhenti.
Ya memang aku sibuk, aku sering menghabiskan waktuku di kampus, bahkan sampai malam, sampai tidak bisa bertemu. Dan ya aku pernah lupa menjemput kamu saat itu, tapi aku tidak lantas membiarkanmu begitu saja bukan?
Aku selalu menyempatkan bangun lebih awal, dan berangkat lebih pagi. Ya memang untuk menyenangkan hatiku, menjemput mu dan mengantarmu ke sekolah. Aku menunggu, aku kepanasan, yah seharusnya aku tidak perlu mengatakan ini karena aku juga tidak menyesal telah melakukan hal itu. Namun sedihnya, ternyata bertingkah baik saja itu tidak cukup.
Mungkin aku yang terlalu bodoh mengartikan semua ini.
Kamu tahu aku selalu berdoa untuk kita, untuk hubungan kita. Kamu tahu bahkan sampai sekarang, setelah sekian lama kita tidak punya hubungan apapun aku masih membawa namamu dalam doa. Aku ingat setiap cita-citamu, harapanmu. Aku berdoa untuk itu semua.
Kau bilang, kita berteman saja, kita baik-baik hanya saja kita sekarang tidak ada ikatan. Kau tahu apa yang aku rasakan, aku merasa menjadi orang aneh, orang asing yang kedatangannya mungkin tidak kamu harapkan lagi. Kamu sempat mengganti profile, kamu membuka timeline. Hanya berselang berapa saat aku mengirimimu pesan, tapi apa? Hampir sebulan kamu mengacuhkanya. Apa itu teman?
Yah, kamu bahkan tidak pernah bercerita mengenai apa yang kamu alami. Tapi kamu mengatakan banyak hal sebagai alasan untuk mengakhiri hubungan kita.
Aku sudah menikmati rasa sakit dalam hubungan ini. Ya benar sekali, aku tersakiti. Tapi aku tahu itu bagian dari berjuang, kamu menyangkalnya sekali lagi. Aku tidak pernah tahu apa yang teman mu lakukan, aku tidak tahu bagaimana kamu belajar disekolah, aku tidak tahu beban apa yang kamu pikul. Aku tidak pernah tahu. Kamu tidak pernah ingin bercerita. Oh iya, ini salahku karena aku selalu diam saat bersama kamu.
Semoga suatu saat masing-masing dari kita menemukan orang yang tepat dan lebih baik dari siapapun. Semoga kita belajar dari hubungan singkat ini. Kamu tahu, terkadang menjadi sakit dan merasa jatuh adalah bagian yang indah dari suatu perjalanan. Suatu saat, kamu akan merasakannya. Indahnya berjuang.
Kau tahu aku memang tidak pantas berada didekatmu. Kamu sudah berada begitu tinggi disana, aku hanya seorang biasa yang sedang mencoba menggapai bulan. Yah, dan seperti kita ketahui inilah ujung dari itu semua. Kamu pantas untuk mereka yang lebih baik dari segi apapun.
Selamat bertambah usia. Aku percaya bahwa kamu akan bertambah dewasa, dalam hal apapun itu.
Julian Nathanael
Surat ditulis untuk yang berulang tahun tanggal 21 Desember 2016
Komentar
Posting Komentar
Penulis dengan senang hati menerima setiap respon di kolom komentar, terimakasih sudah membaca dan terimakasih banyak jika berkenan meninggalkan jejak anda di komentar :)