Langsung ke konten utama

Postingan

Kehancuran

Masih lekat dalam angan ku Saat kau injak jiwa ini Meludahi segala pikir Duri yang kau tancap kan pada hati ini Masih ku ingat akan duka yang kau beri Kau buang dalam deru amarahmu Cinta yang lama ku pertahankan Kini hancur bersama untaian kalimat kejammu Yang meluruhkan segala rasa Tahukah kau, aku berdiri tuk memberimu seuntai PUISI indah Puisi yang ku rangkai dengan segenap jiwaku Untukmu, yang kini melukaiku Menghilangkan kesempatan untuk mencoba mencintaimu Untaian kata ini, kini menjadi abu Lambang kehancuran yang ku alami Sayang, Kini aku terkulai, Lemah terluka, Tak sanggup berdiri atas beban ini, Terbaring dalam kekesalan, Menggenggam asa yang kau beri, Hilang sudah semua CINTA ku Hanyut bersama deras nya luka ini....

Yesus telah lahir

Tiba saatnya Dia datang Raja segala raja Yang ter lahir dalam palungan Berselimutkan kain Ternak bersuara membangunkan-Nya Tetapi Sang Bayi tiada resah Terang yang maha mulia Kini terbit dalam kegelapan Duka nestapa akan hilang Berlalu malam kematian Dan fajar hidup merekah Anak Maria Miskin dan hina namun besar Rela sengsara bagi manusia Harapan dunia dalam Bayi yang kudus Firman, namun tanpa kata Tuan, namun tanpa hak Raja, namun tanpa takhta Anak yang di janji Anak yang di tunggu lahir di betlehem Namanya Yesus

Topengku

Semua teman hanyut bersamanya Mempercayai segala ekspresi yang dibuatnya Mencoba mengumbar secercah senyuman Walau hati ter iris dan ter luka Melapisi jiwa yang kelabu Dengan Topeng ceria Andai saja kau tahu apa yang ada Ada jerit perih dari luka di balik senyum indahku Senyum paksa yang ku umbar Kepada mereka yang telah melukai hati Dapatkah kau buka Topeng hati ini Yang telah lama menutup luka Atas kejam nya Dunia Namun, jangan.... Biarlah aku sendiri yang merasakan Beban hati untuk memikul Topeng ini Biar aku saja yang merasakan getir hati yang ter sayat tajam belati Dan biarlah aku tetap bertopeng Agar tak pernah ada semburat duka yang nampak Dan tak ada pilu yang ku umbar